Menyambut Ramadhan dengan memperbanyak Ibadah

Alhamdulillah, segala puji syukur tercurah kepada Allah Azza wa jalla, yang telah memberikan kenikmatan dengan mempertemukan kembali dengan bulan mulia, yakni bulan suci Ramadhan. Para ulama salaf terdahulu mempersiapkan datangnya bulan Ramadhan jauh-jauh hari, bahkan disebutkan mereka mempersiapkan bulan Ramadhan 6 bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Sedangkan kita? Hmmm… mungkin saja kita lupa untuk melakukan persiapan dalam menyambut Ramadhan.

Diantara orang-orang sholeh terdahulu mempersiapkan datangnya bulan Ramadhan sebaik mungkin. Yaitu dengan berdoa kepada Allah ” Ya Allah, pertemukanlan diriku dengan bulan Ramadhan”. Mereka sangat menunggu-nunggu datangnya bulan ini, karena begitu besarnya fadhilah bulan ini.

Diantara kita mungkin masih menganggap bulan Ramdhan biasa-biasa saja, sehingga kita tidak mempersiapkannya dengan maksimal. Harusnya kita mempersiapkan lebih baik lagi. Apalagi dosa-dosa terlampau banyak. Maka sudah selayaknya kita memperbanyak ibadah dan memperbanyak memohon ampun kepada Allah.

 

Oh, UN itu Begini?

Ya, inilah UJIAN NASIONAL

Ninok Eyiz's Journey

Tahun ini pertama kali saya memperoleh kehormatan sebagai pengawas Ujian Nasional! Wow. Saya menyebut kehormatan karena sejak bertugas sebagai guru PNS, baru tahun ini saya mendapatkan kesempatan. Keren sekali rasanya. Hi hi 😀

Jauh-jauh hari sebelum UN, saya melakukan survei kecil-kecilan ke teman-teman guru. Hasil surveinya sangat menarik dan membuat saya penasaran. Mereka bilang kalau nantinya pengawas itu akan jadi boneka di ruang ujian. Waktu saya tanya, Kenapa? Kok gitu? Mereka menjawab, “Ntar kamu tahu sendiri”. Nah looh..


Lihat pos aslinya 1.335 kata lagi

Kecurangan Ujian Nasional

Kecurangan Ujian Nasional Itu Nyata

Sumber : https://www.facebook.com/pages/Gene-Netto/321218826597

OPINI | 17 April 2013
Foto ini saya peroleh dari grup FB IGI, berasal dari postingan guru yang mendapati siswanya membawa kertas berisi kunci jawaban UN, yang katanya berasal dari sebuah bimbingan belajar. Saya langsung shock melihatnya. Kasak-kusuk bisnis bocoran kunci jawaban seperti ini kan sudah lama kita dengar, dan selalu terjadi tiap tahun saat UN berlangsung.

Senin (15/4) lalu, usai UN SMA hari pertama, seorang guru menelpon saya sambil menahan tangis karena saking marahnya usai dilapori siswanya yang barusan dikasih kunci jawaban oleh sekolahnya (bukan dikasih gratis sih, tapi harus bayar Rp 50-100 ribuan). SMS siswa tersebut di-forward ke HP saya. Belum lama berselang, guru lain yang jadi pengawas UN mengisahkan hal yang mirip. Siswa di sekolah tersebut diminta datang lebih pagi, dikumpulkan di ruangan, lalu dibagikan kunci jawaban. Karena soalnya 20 paket, kunci jawabannya juga 20 paket. Ada yang model lembaran seperti foto ini, atau ada yang model lain LJK-nya difotokopi kecil-kecil, nanti siswa mengeluarkan kunci sesuai paketnya, yang lain dikantongin.

Biasanya, kunci jawaban yang diberikan bukan untuk semua soal, rata-rata hanya 15 sampai 20 soal saja. Setidaknya jawaban yang dijamin benar itu sudah cukup untuk meluluskan siswa. Mungkin ini untuk menghindari siswa satu sekolahan nilainya sempurna, karena mampu menjawab semua soal dengan benar, dan pastinya bakal mengundang kecurigaan. Pengambilan kunci jawaban biasanya dilakukan oleh 2-3 siswa sekitar jam 03.30 di rumah guru yang ditunjuk, lalu siswa yang lain diminta mengambilnya di rumah siswa tersebut, atau janjian di sekolah pagi-pagi sebelum UN berlangsung.

Apakah ini modus baru? Saya yakin tidak. Hanya saja banyak pihak mendiamkannya. Pengawas misalnya tidak ada yang menggeledah saku siswa untuk mencari kunci jawaban tersebut. Atau, seperti dikatakan pengawas yang menemui saya, ketika jam UN selesai, soal dan LJK tidak langsung ditarik, tapi siswa dibiarkan saling diskusi dengan temannya dengan tambahan waktu, sampai LJK terisi penuh.

Di bawah ini adalah postingan salah satu dosen PTN yang penasaran dengan kecurangan UN, lalu meminta para mahasiswanya sharing pengalaman UN saat mereka menjadi siswa. Silakan baca sendiri, saya copas sesuai aslinya. Para dosen boleh melakukan hal yang sama, tanyain saja para mahasiswa, apa iya dulu mereka UN dengan jujur? Saya kok yakin jawabannya akan mirip pengalaman dosen di bawah ini, meski semua siswa saat UN juga menandatangani pernyataan kejujuran di LJK
Tulisan dosen PTN yang saya maksud bisa dibaca di bawah ini (saya copas sesuai aslinya) :

*********
Pendidikan karakter vs UNAS

Pagi kemarin (senin 15-4-2013) saya masuk kelas Speaking. Karena lagi musim UNAS yg disertai dengan berita tertundanya UNAS di 11 provinsi, maka UNAS menjadi topik diskusi kami. Pertanyaan pertama yang saya ajukan kepada mahasiswa “apakah diantara kalian ada yang melaksanakan unas dengan jujur”? Tak ada satupun yang menjawab. Maka diskusi semakin menarik. Saya minta mereka bercerita sejujurnya pengalaman mereka menghadapi unas.
25 mahasiswa yang ada dikelas bercerita satu persatu pengalam mereka. Tak ada sedikitpun yang mereka sembunyikan. Sedih, geram, heran campur menjadi satu mendengar cerita mereka. Bagaimana tidak, semua mengatakan kalau mereka mengerjakan UNAS dengan kecurangan.
Berbagai macam cara dilakukan oleh mereka dan pihak sekolah agar mereka bisa mendapatkan nilai yg baik. Dari diskusi tersebut, ada 4 pihak yang terlibat dalam pelaksanaan UNAS yg tidak jujur:

1. Sekolah/Guru
Di salah satu SMA negeri favorit di Gresik Selatan semuaa murid dikumpulkan pagi sebelum ujian di musholla sekolah. Mereka diajak berdoa bersama. Kemudian pihak sekolah memanggil salah satu siswa dari tiap kelas untuk diberi kunci jawaban dan kemudian di sebarkan ke yang lain.
Lain lagi yg dilakukan oleh guru di salah Satu SMA negeri favorit di surabaya. Wakill kepala sekollah yang mengkondisikan siswa untuk berbuat curang. Dia meminta nmr hp satu siswa tiap kelas dan mengirimi sms kunci jawaban ketika ujian berlangsung. Siswa dkondisikan untuk membawa 2 hp. Yg 1 dserahkan ke pengawas dan yang 1 disimpan.
Cara lain yang dilakukan sekolah meskipun tdk memberikan kunci jawaban, sekolah mengatur sedemikian rupa rupa formasi siswa tiap ruangan. Tiap ruang harus berisi minimal satu siswa yang pandai disetiap mapel dan mereka sebagai pusat contekan. Sebelum ujian, mereka juga diwanti-wanti agar selalu bekerja sama.

2. Siswa
Berbagai macam cara pula yang dilakukan oleh siswa untuk lulus ujian. Tak sedikit diantara mereka yang mengeluarkan uang untuk mendapat kunci jawaban. Mulai dari angka 60 ribu, 100 rbu, 110 ribu, 160 ribu bahkan ada yang sampai mengeluarkan uang sebesar 6 juta.
Cara unik dan terorganisir dilakukan oleh siswa2 di salah satu SMA negeri di sby. Meneruskan tradisi para seniornya, salah satu siswa mengkoordinir siswa satu sekolah untuk mencicil selama satu tahun untuk membeli kunci jawaban. Hingga pada akhirnya iuran tiap siswa mencapai angka 110 ribu.
Hal lain yang dilakukan siswa adalah bekerja sama dengan siswa dari lain sekolah, saling contek dengan bebasnya dikelas dll. Bahkan ada yang cerita kalau selama 90 menit pelaksanaan ujian mereka santai atau pura2 mengerjakan dan 30 menit sisa adalah mengecek jawaban dengan kunci jawaban yang mereka punya.

3. Pengawas
Kecurangan yang sekolah atau siswa lakukan sebenarnya diketahui oleh pengawas dan mereka membiarkan. Buktinya ketika siswa rame saling contek atau tukar jawaban hampir seluruh pengawas membiarkan. Mereka tetap santai membaca koran atau ngobrol dengan pengawas yang lain.
Pagi ini disalah satu stasiun tv juga ditayangkan kondisi kelas ketika ujian berlangsung. Di situbondo salah satu siswa terekam sedang membuka HP tampaknya sedang mengintip kunci jawaban. Di Madura, kelas gaduh karena saling contek dan dibiarkan begitu saja oleh pengawas

4. Lembaga kursus
Tak disangka ternyata lembaga kursus berperan besar terhadap kecurangan yang terjadi dalam UNAS. Beberapa mahasiswa mengungkapkan kalau mereka mendapatkan kunci jawaban dari lembaga kursus dimana mereka belajar. Tidak mengherankan jika sekarang banyak lembaga kursus menawarkan program lulus UNAS dan jika peserta tidak lulus maka uang kembali.
Ternyata kasak kusuk yang berkembang di tengah masyarakat terkait kecurangan UNAS bukan omong kosong. Kalau sudah seperti ini apa gunanya sekolah?
Kenapa pemerintah harus membuang uang miliaran rupiah untuk membuat kurikulum yang konon katanya berbasis karakter dsb. Usaha keras pemerintah, sekolah, guru dan siswa selama 3 tahun untuk yang tampak mulia hangus, dan hancur karena UNAS. Karakter baik yang dibentuk selama 3 tahun rusak gara-gara UNAS. Kalau sudah seperti ini apa layak untuk diteruskan???
Wallahu A’lam
http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/17/kecurangan-ujian-nasional-itu-nyata-552067.html

Ujian Nasional 2013

Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2013 dinilai cukup mengecewakan. Prof. Muh Nuh sebagai Mentri Pendidikan dianggap bertanggungjawab atas keteledoran yang terjadi dalam pelaksanaan ujian nasional kali ini. Kali ini bukan masalah kebocoran soal, tatapi terlambatnya distribusi soal ke daerah terutama daerah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dll. Akibatnya Ujian Nasional diundur. 

Mendiknas dinilai teledor dalam menjalankan tugasnya. Beberapa percetakan yang bertugas mencetak soal ujian nasional juga diperiksa. 

Kacau balau pelaksanaan ujian nasional kali ini setidaknya akan memberi dampak psikologis pada siswa. Para peserta ujian nasional yang sudah mempersiapkan ujian nasional pun kecewa dengan penundaan ini. Tak terkecuali para guru dan kepala sekolah yang sudah mempersiapkan dengan matang. 

Semoga ini semua menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Testimoni Tim Sukses UN, Sebuah Kecurangan yang Sistemik

Catatanku

Minggu depan, mulai Hari Senin, siswa-siswi SMA/SMK se Indonesia akan menjalani Ujian Nasional (UN). Setelah itu, minggu selanjutnya giliran siswa-siswi SMP, dan akhirnya UN untuk SD. Anak saya yang nomor dua di SD akan menjalani UN pada tanggal 6, 7, dan 8 Mei mendatang.

Hari-hari menjelang UN adalah hari kegelisahan bagi murid-murid, perasaan seperti takut gagal dan takut tidak lulus menghinggapi pikiran mereka. Wajar, karena di dalam pikiran mereka UN dianggap sebagai hantu yang menakutkan yang menentukan kelulusan. Padahal anggapan tersebut harus “diperbaiki” pada tahun ini, sebab pada tahun 2013 kelulusan siswa tidak hanya ditentukan oleh nilai UN semata, tetapi juga ditentukan nilai-nilai rapor selama belajar. Nilai UN hanya menentukan 60% kelulusan, sedangkan 40% diambil dari nilai-nilai rapor (baca aturan Kemendiknas ini dan berita media ini).

Hal yang baru dalam UN kali ini adalah jumlah paket soal ujian pada setiap ruang kelas adalah 20 macam sesuai dengan jumlah…

Lihat pos aslinya 967 kata lagi

Puisi Gus Mus

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismillah,

Menjawab Puisi KH Mustofa Bisri ( Gus Mus ) :

Aku pergi Tahlil…kau bilang amalan jahil…

Aku baca Shalawat Burdah…kau bilang itu Bid’ah…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku Bertawassul dengan baik…kau bilang aku Musyrik…

Aku ikut Majelis Dzikir…kau bilang aku Kafir…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku Shalat pakai Lafadz Niat…kau bilang aku Sesat…
Aku mengadakan Maulid…kau bilang tak ada Dalil yang Valid…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku Gemar Berziarah…kau bilang aku Alap-Alap Berkah…

Aku mengadakan Selamatan…kau bilang aku Pemuja Setan…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku pergi Yasinan…kau bilang itu tak Membawa Kebaikan…

Aku ikut Tasawuf Sufi…malah kau suruh aku Menjauhi…

Ya Sudahlah….aku ikut kalian… 
Kan kupakai Celana Cingkrang….agar kau senang…

Kan kupanjangkan Jenggot…agar dikira berbobot…

Kan kuhitamkan Jidat…agar dikira Ahli Ijtihad…

Aku kan sering Menghujat…biar dikira Hebat…

Aku kan sering Mencela…biar dikira Mulia….

Ya Sudahlah….Aku pasrah pada Tuhan… Yang kusembah….

@@ Jawaban : @@

Nabi mengajari ber-tahlil, tahmid, tasbih yang syar’i, tapi engkau buat
tahlilan 

Nabi telah mengajarkan sholawat dan keutamaannya, tapi engkau membuat sholawat burdah dan Bid’ah

Para sahabat bertawassul saat Nabi hidup saja, tapi engkau bertawassul kepada orang mati

Para sahabat melarang dzikir secara berjamaah tapi engkau membiasakannya

Nabi dan para sahabat tidak pernah melafadzkan niat tapi engkau melakukannya

Nabi dan para sahabat tidak merayakan maulid nabi, tapi engkau merayakannya

Ziarah untuk mengingat kematian, tapi engkau buat untuk bertawassul

Allah turunkan 114 Surat Alquran agar dipelajari, tapi kamu mengkhususkan yasin sebagai acara
rutin

Nabi berwasiat agar berpegang terhadap sunnahnya, para
sahabatnya tapi kamu buat ajaran yang menyelisihinya

Tidak isbal, memelihara jenggot bukan kemauan kita, bukan pula tradisi arab, tapi sunnah Nabi hitamnya jidat bukan kemauan, bukan pula sunnah, tapi murni alamiah 

Kini yang menghampirimu adalah orang yang memberi nasehat, bukan pencela maupun penghujat

Jika engkau rela dirimu tetap begini, ya sudah lah aku pasrah atas kejahilanmu, maka lakukanlah semaumu

— dari facebook —

Ujian Nasional Mencetak Generasi UN

Bulan depan ujian nasional akan dilaksanakan. Saya menduga pasti UN kali ini tidak akan luput dari kecurangan. Tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari soal ujian bocor, jawaban yang udah dipersiapkan, dan berbagai macam teknik-teknik kecurangan yang biasanya dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab (termasuk mungkin para guru). Alasannya sepele : agar bisa lulus.

Dari dulu saya udah sering mendengar wacana tentang penghapusan UN. Saya sendiri juga merasa Ujian Nasional itu nggak penting. Masak mutu pendidikan kita hanya ditentukan dari nilai ujian nasional.

Banyak peristiwa unik yang terjadi seputar Ujian Nasional.

1. Anak yang biasa juara dan berprestasi tidak lulus ujian nasional

beritaya disini : http://news.liputan6.com/read/418100/siswa-berprestasi-tak-lulus-ujian-masuk-sma

2. Ada anak yang mengungkap kecurangan dalam ujian malah dikusilkan dan dimusuhi

beritanya disini : http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/08/08492234/Para.Pengungkap.Kecurangan.UN.Itu.Kini.Berjuang.Sendiri

3. Kunci ujian nasional bocor

beritanya http://www.jpnn.com/read/2013/03/23/164019/Laporan-Kunci-Jawaban-Unas-Bocor-

Betapa malangnya nasib generasi negeri ini. Bukan hanya para pejabat yang tidak jujur, bahkan elemen pendidik juga kehilangan moral. Mau jadi apa negeri ini?

generasi UN